Preview Dying Light: Kombinasi Dead Island dan Mirror’s Edge!
Apakah zombie sudah jadi tema yang terlalu usang untuk terus dieksploitasi di industri game? Minimnya variasi gameplay yang bisa ditawarkan ternyata tidak menjadi halangan. Banyak developer yang masih berlomba-lomba berusaha menawarkan sesuatu yang berbeda lewat tema yang satu ini, baik sekedar meraciknya sebagai game super menyenangkan ala Dead Rising atau memosisikannya sebagai makhluk menyeramkan yang bisa membunuh Anda dengan mudahnya ala Resident Evil klasik atau ZombiU. Tapi satu yang pasti, tema ini memang butuh suntikan inovasi baru untuk tetap melemparkan daya tarik yang baru. Techland menjawab tantangan tersebut lewat sebuah proyek baru yang sudah lama mereka dengungkan – Dying Light. Setelah menanti cukup lama, kesempatan untuk mencicipi game ini secara langsung akhirnya hadir!
Kesan Pertama
Sejak awal diperkenalkan, Dying Light memang sudah diperkenalkan sebagai sebuah game zombie yang befokus pada konsep open-world. Namun berbeda dengan proyek mereka sebelumnya – Dead Island, Techland menambahkan bumbu horror yang lebih kentara serta kemampuan untuk bergerak dengan lebih efektif lewat kemampuan parkour yang ada. Jika harus disimpulkan secara sederhana, Dying Light bisa disebut sebagai perpaduan Dead Island dan Mirror’s Edge. Anda bisa bertarung melawan zombie yang ada lewat serangkaian senjata dan item yang Anda dapatkan atau racik sendiri, atau Anda bisa lari mereka dengan fungsi parkour yang mudah diakses. Anda hanya tinggal mengarahkan kamera ke ujung objek yang ingin Anda raih sembari melompat, maka sang karakter utama yang Anda gunakan akan berusaha menggapai dan memanjatnya. Animasi gerakannya sendiri terasa cukup mengalir dengan terrain yang juga tidak membuat frustrasi.Anda yang melihat screenshot kami di bawah ini tampaknya sudah mengetahui bahwa Dying Light yang akan kami review ini merupakan versi bajakan PC – Reloaded. Mengapa bajakan? Karena entah karena alasan “bodoh” apa, Warner Bros sebagai pihak publisher memutuskan untuk menunda rilis fisik untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC hingga akhir Februari 2015 mendatang. Sementara di sisi lain, mempertahankan rilis versi digital sesuai dengan rencana awal. Kami sendiri sempat berencana me-review game ini dengan versi Playstation 4 Reg 3 yang ternyata juga mengalami penundaan. Tidak ingin kehilangan hype, kami akhirnya memutuskan untuk menjadikan versi bajakan ini sebagai basis untuk review. Ada hal menarik yang kami temukan. Dying Light versi bajakan ini ternyata bisa dimainkan multiplayer hingga 4 orang secara LAN!Setidaknya kami bisa menceritakan pengalaman tersebut di review nanti.
Techland juga punya pekerjaan yang berat untuk memastikan Dying Light versi PC ini berjalan lebih optimal. Untuk sebuah port PC, ia terasa sangat berat, walaupun kualitas visualisasi yang ia tawarkan memang cukup pantas diacungi jempol. Penurunan framerate yang cukup drastis seolah jadi pemandangan umum yang kami temui, apalagi setelah berpindah dari dalam ruang ke luar ruangan atau setelah mengalami cut-scene tertentu. Butuh ekstra usaha untuk melakukan sedikit tweak setting untuk memastikan pengalaman Anda tidak tecerai-berai karena masalah teknis yang satu ini. Salah satu yang cukup membantu kami adalah dengan menurunkan tingkat View Distance ke level terendah. Setidaknya meminimalisir efek penurunan FPS yang terjadi.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review dan mencegah agar kami tidak terlambat mereview game ini hingga akhir bulan Februari mendatang, izinkan kami memberikan melemparkan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal Dying Light. Anda bisa melihat kualitas visualisasi seperti apa yang disuntikkan oleh Techland di dalamnya, dengan efek grain yang cukup terasa di beberapa momen tertentu.
PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon